Wednesday, June 27, 2012

Vapor


Pagi hari itu tampak begitu indah bagi Tiara, gadis kecil usia 6 tahun. Sesuai namanya, Tiara sangat menyukai bunga.

Pagi itu, awan biru yang membentang dan bunga bermekaran mengundang dia untuk keluar dari kamar ungunya menuju beranda taman depan rumahnya. Tiara sangat terpesona melihat keindahan ini.

Tiara mengamati setiap detail taman kesukaannya itu.

Sampai beberapa menit kemudian...

Tiara tampak termenung sedih memandang dedaunan di taman depan rumahnya.

"Apa yang membuatmu sedih, anakku?" tanya ayahnya.

"Lihatlah ayah, mengapa embun yang begitu indah jatuh dan meresap ke dalam tanah tanpa meninggalkan bekas," ujarnya.

"Itu adalah proses alami dan seharusnya seperti itu. Namun, sebelum embun itu jatuh dari daun, ia telah memberikan kesejukan pada dunia. Pada waktu jatuh ke tanah, ia memberi kehidupan dengan membasahi tanah," jawab sang ayah.

Ketika kita hidup, jadilah embun yang memberikan kesejukan; dan ketika kita berpulang sebagai proses alami, kita tetap meninggalkan kehidupan bagi generasi mendatang.


"Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu."
-Buku Kehidupan-

No comments:

Post a Comment