Menurut Joseph Theodorus Wulianadi, kebaikan dapat dibagi menjadi 3 kelompok dasar.
Kebaikan tingkat pertama atau kebaikan tingkat dasar, yaitu kebaikan yang "wajib" dimiliki oleh semua orang, tidak peduli orang apa, agama apa, dari mana, orang kaya maupun miskin. Semua orang yang mengaku dan ingin diakui sebagai orang baik, sudah seharusnyalah tidak bikin susah orang, dalam arti janganlah sampai bikin susah orang lain. "Tapi juga jangan sampai bikin susah diri kita sendiri, karena diri kita sendiri kan juga orang, bukan orong-orong."
Kebaikan tingkat kedua adalah kebaikan orang "kaya", yang sebaiknya kita lakukan hanya setelah kita berhasil memiliki dan mengamalkan kebaikan tingkat dasar, dalam arti setelah benar-benar tidak susah lagi, berkecukupan, dan sudah tidak bikin susah orang lain lagi, atau sudah senang dan masih punya kelebihan yang maslahat (waktu, tenaga, pikiran, maupun dana). Manfaatkanlah kelebihan milik kita itu untuk membantu pihak-pihak yang pantas, perlu, dan mau menerima bantuan dari kita secara wajar (tidak kurang ajar).
Selanjutnya, kebaikan tingkat tiga alias kebaikan tingkat "orang suci" adalah kebaikan tanpa syarat, dimana seseorang bersedia mengorbankan dirinya sendiri (jiwa raga maupun harta) demi orang lain. Bersedia susah, hancur, miskin, sakit, atau bahkan mati, demi kesenangan, pertumbuhan, kemakmuran, kesembuhan, kejayaan, dan kehidupan pihak lain.
"Bagi saya, kebaikan tingkat tiga ini adalah kebaikan yang agak terlalu tinggi, sehingga belum pantas dan juga belum perlu kita dukung, tapi juga tidak berhak kita larang-larang atau halang-halangi," ujarJoseph Theodorus Wulianadi.
No comments:
Post a Comment