Kasih Tuhan dahsyat dan ajaib. Kasih Tuhan menghangatkan hati, menyegarkan jiwa, mendatangkan sukacita, menimbulkan kelegaan dan berbagai hal positif lainnya.
Biasanya anak kecil belajar sesuatu dari orang dewasa. Namun, pengalamann saya baru-baru ini justru anak kecil yang mengajarkan saya tentang memancarkan kasih Tuhan kepada orang lain.
Saya tiba di gereja tempat saya akan menginap selama mengikuti Kebaktian Kebangunan Rohani di stadion besar sekitar jam 9 pagi. Ruang ibadah sudah disulap menjadi kamar tidur sangat besar. Kasur-kasur lipat seratusan buah sudah berbaris rapi dalam empat barisan, dua di bagian kiri dan dua di bagian kanan dengan menyisakan tempat untuk berjalan di bagian tengah. Di ruang itu sudah banyak anak panti asuhan yang juga akan menginap di sana. Mereka datang dalam rombongan besar, semuanya empat bis.
Ketika saya sarapan, seorang anak perempuan kecil berusia empat tahun mendekati saya. Saya memberinya sebuah jeruk. Ia mengucapkan terima kasih dan tak lama kemudian kembali lagi dan bertanya, "Oma, boleh minta satu lagi untuk teman saya?" Saya tersenyum dan memberikannya.
Kemudian ketika saya membaringkan diri, beristirahat setelah menempuh perjalanan darat 11 jam lamanya, anak perempuan tadi datang lagi sambil membawa bantal. Ia menyodorkan bantal dan berkata," Bantal saya ini untuk Oma saja!" Saya menggelengkan kepala, merasa terharu dan berkata, "Tidak, untuk kamu saja ya!"
Karena stok bantal terbatas, hanya anak kecil yang mendapat bantal. Namun, anak ini rela berkorban untuk saya. Walaupun usianya baru empat tahun, tetapi ia sudah memiliki dan merasakan kasih Tuhan dan ia mau membagikan kasih itu pada orang yang baru dikenalnya.
Ketika KKR sudah selesai saya berkunjung ke panti asuhan di kota tersebut. Saya mendengar kisah tentang seorang anak laki-laki yang tidak punya celana panjang. Lalu ibu seorang anak perempuan di panti itu berkunjung. Pagi hari ia mengajak pergi anak perempuannya itu dan akan mengembalikannya ke panti pada sore hari. Ketika berjalan-jalan di pertokoan si ibu bertanya anak itu ingin dibelikan apa. Anak itu menjawab, "Saya tidak perlu apa-apa. Tetapi teman saya si Tian tidak punya celana panjang. Semua anak di panti sudah punya celana panjang!" Jadi si ibu memenuhi permintaan anaknya. Dia membelikan dua buah celana panjang untuk Tian.
Anak perempuan itu lebih memperhatikan kepentingan anak lain daripada kepentingan dirinya sendiri. Ia memiliki kasih yang besar walaupun ia masih kecil, usianya baru tujuh tahun.
Siapapun yang sudah memiliki kasih Tuhan akan rela berbagi kepada orang lain. Anak-anak itu masih kecil, namun mereka memiliki kasih yang besar. Tidak heran Yesus mengatakan, "Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."(Lukas 18:17).
Jika anak kecil saja rela berkorban dan meniru teladan Tuhan Yesus, bukankah kita yang dewasa juga seharusnya seperti itu? Tanpa memiliki dan merasakan kasih Tuhan, tidak mungkin orang mau berkorban bagi orang lain. Sudahkah kita memiliki dan merasakan kasih Tuhan? Sudahkah kita memiliki kepedulian kepada orang lain?
Source: Click Here
No comments:
Post a Comment